Ternyata Kamu Guru SOMBONG !

ASTAGFIRULLAH ASTAGFIRULLAH ASTAGFIRULLAH

Ucapan itulah yang seharusnya ku katakana setiap waktu. Entah muncul dari mana, tetiba beberpa hari yang lalu terbesit dalam pikiranku tentang itu, dan hari ini muncul kembali ketika ku lihat video kegiatan sekolah. Ya, aku meminta maaf atas diriku sendiri sebagai guru yang masih banyak kekurangan. Sebelumnya aku selalu sedih dan sakit dan merasa prihatin pada profesi seorang guru karena ketidaklayakan pengorbanan dengan pendapatan. Merasa tidak adil dibandingkan dengan profesi lain.

Namun entah kenapa hari ini, aku ingin memaki dan menasehati diri sendiir. Betapa SOMBONG nya aku sampai merasa tidak adil!

Apakah aku pantas untuk mendapat pujian?!

Apakah aku pantas diberikan penghargaan dan pendapatan yang besar karena sudah mengorbankan waktu dan tenaga untuk mendidik siswa siswi selama ini?!!!!

BIG NO!

Aku sebagai guru merasa tidak adil yang otomatis berarti aku merasa bahwa aku telah berjasa memberi ilmu dan membimbing anak anak, tapi KENYATAANNYA? Apakah berhasil ???? tidak…tidak,,,,,

Aku bisa dinyatakan berhasil ketika semua siswa mendapat nilai 100, SEMUANYA. Namun hasilnya???? Masih banyak siswa yang butuh daya juang untuk belajar. Jadi, ini adalah bukti bahwa saya sendiri sebagai guru belum berhasil namun masih proses. So, tidak sepatutnya saya sebagai guru menuntut ketidakadilan. Saya ingin mencoba untuk menjadi guru yang ikhlas dan sabar, lillahi ta’ala. Bismillah, semua tergantung niat, jika niat kita untuk mengejar dunia, capek pula lah hati kita ketika merasakan kesulitan dalam belajar. Aku ingin menanamkan bahwa JANGAN MERASA BERJASA!. Saya hanya sebagai jembatan anak anakku untuk sukses, karena kesuksesan mereka tergantung dari mereka sendiri, saya hanya sebagai pendukung mereka. Bahkan jika tidak ada saya, masih banyak juga pendukung yang lainnya.

So untuk Kiran ku sayang, tanamkan dalam dirimu bahwa kamu melakukan aktivitas mengajar ini karena kamu sayang sama anak anak, ingin mereka bertambah pengalaman pengetahuan dan selebihnya mereka lah yang memilih. Semua anak anak itu berbakat, hanya saja perlu pengemasan yang rapi olehmu.

Saya terlalu SOMBONG, merasa berjasa dan begitu semangatnya energiku untuk marah atau mengeluhkan tindakan siswa yang kurang rajin, kurang pintar , begitu semangat menggebu-gebunya saya mengoreksi kesalahan siswa, padahal itu aib saya sendiri. Ketika saya mengoreksi siswa, itulah aib saya sendiri yang gagal membina dan mengemas anak anak menjadi pribadi yang lebih baik.

Anak anak nakal, itu wajar, dan tidak ada yang nakal tanpa alasan. Bahkan ada pula siswa yang sering dibicarakan begitu bandel. Dan bahkan saya menjudge dia sebagai anak yang kurang di atur dan gak disukai. Namun di balik itu ternyata sebelumnya di tingkat Dasar dia adalah sosok yang rajin. Aku hanya tidak menelusuri saja penyebab kenapa dia berubah.

So. Kiran sayaaang, mereka hanya anak anak, ketika salah kamu lah yang patut menasehati dnegan cara baik, jangan langsung menjudge salah dan memberi hukuman. Mereka hanyalah anak anak, tidak seperti mu yang ketika salah itu sudah tidak dapat di maklumi.

 

Memang tidak mudah, butuh perjuangan pasti aka nada rasa gejolak batin di perjalanan mu mengajar, insya allah jika karena allah kamu kuat. Karena kamu sendiri kuat ketika melihat anak anak tersenyum dan gembira kan.

Tetap sebagai guru yang rendah hati dan rendah diri.

Tinggalkan komentar